Bagian sebelumnya menjelaskan input utama dari tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk proses konstruksi. Pada berbagai tingkat detail, seorang manajer proyek harus memastikan bahwa masukan-masukan secara efektif dikoordinasikan untuk mencapai proses konstruksi yang efisien.
Koordinasi ini mencakup baik keputusan strategis dan manajemen taktis di lapangan. Sebagai contoh, keputusan strategis tentang teknologi yang sesuai atau tata letak situs sering dibuat selama proses perencanaan konstruksi. Selama konstruksi, mandor dan manajer situs akan membuat keputusan tentang pekerjaan yang harus dilakukan pada waktu tertentu dalam sehari berdasarkan ketersediaan sumber daya yang diperlukan tenaga kerja, bahan dan peralatan. Tanpa koordinasi antara masukan yang diperlukan, proses konstruksi akan efisien atau berhenti sama sekali.
Contoh 4-13: Baja ereksi
Ereksi baja struktural untuk bangunan, jembatan atau fasilitas lainnya adalah contoh dari proses konstruksi yang memerlukan koordinasi yang cukup. Potongan baja dibuat harus tiba di situs dalam urutan yang benar dan kuantitas untuk usaha yang direncanakan selama satu hari. Awak steelworkers harus tersedia untuk memenuhi potongan, sendi baut, dan melakukan apapun yang diperlukan pengelasan.
Crane dan crane operator mungkin diperlukan untuk mengangkat komponen dibuat ke tempatnya; kegiatan lainnya di situs pekerjaan juga dapat bersaing untuk penggunaan crane tertentu. Pengelasan peralatan, kunci pas dan alat-alat tangan harus tersedia. Akhirnya, bahan-bahan pendukung seperti baut dari ukuran yang benar harus disediakan.
Dalam mengkoordinasikan proses seperti ereksi baja, itu adalah umum untuk menetapkan tugas yang berbeda untuk kru tertentu. Sebagai contoh, salah satu awak dapat menempatkan anggota di tempat dan memasukkan beberapa baut di sendi di bidang tertentu. Seorang awak berikut akan ditugaskan untuk menyelesaikan penyetelan bout, dan kru ketiga mungkin melakukan las diperlukan atau memasang brackets untuk item seperti dinding tirai.
Dengan koordinasi yang diperlukan antara sumber daya, mudah untuk melihat bagaimana manajemen yang buruk atau masalah lain bisa menyebabkan inefisiensi cukup besar. Misalnya, jika pengiriman baja dibuat dengan benar disiapkan, kru dan peralatan di situs mungkin harus menunggu untuk pengiriman baru.
Contoh 4-14: model proses simulasi Konstruksi
Simulasi komputer berbasis operasi konstruksi dapat menjadi alat yang berguna meskipun melelahkan dalam menganalisis efisiensi proses tertentu atau teknologi.
Alat-alat ini cenderung untuk menjadi baik berorientasi dalam proses pemodelan sumber daya atau terhadap representasi kendala spasial dan gerakan sumber daya.
Bab selanjutnya akan menjelaskan simulasi lebih detail, tetapi contoh kecil dari sebuah model operasi konstruksi dapat dijelaskan di sini. Proses yang terlibat dalam menempatkan beton bekisting yang ada untuk kolom-kolom struktur baru. Kombinasi derek-dan-ember dengan kapasitas satu meter kubik dan "belalai gajah" fleksibel diasumsikan untuk penempatan.
Beton disampaikan dalam truk dengan kapasitas delapan meter kubik. Karena kendala lokasi, hanya satu truk bisa pindah ke posisi pengiriman pada suatu waktu. Konstruksi pekerja dan listrik perendaman-jenis vibrator beton juga diasumsikan untuk proses.
Model simulasi dari proses ini diilustrasikan pada Gambar 4-5. Node 2 sinyal ketersediaan truk beton tiba dari tanaman batch. Seperti dengan node lain dalam Gambar melingkar 4-5, ketersediaan truk dapat menghasilkan sumber daya menunggu atau antri untuk digunakan.
Jika sebuah truk (node 2) dan crane (simpul 3) keduanya tersedia, maka derek dapat memuat dan kerekan ember beton (node 4).
Seperti dengan node lain dalam model persegi panjang, operasi ini akan memerlukan suatu periode waktu yang cukup. Pada penyelesaian beban dan menaikkan operasi, ember (node 5) tersedia untuk penempatan beton. Penempatan ini dilakukan dengan memiliki panduan pekerja belalai gajah ember antara bentuk beton dan memiliki pekerja kedua mengoperasikan tuas rilis ember. Seorang pekerja ketiga beroperasi vibrator dalam beton sementara ember (node 8) bergerak kembali untuk menerima beban baru. Setelah penempatan beton selesai, kru menjadi tersedia untuk menempatkan beban ember baru (simpul 7). Setelah dua ember ditempatkan, maka kolom selesai (node 9) dan peralatan dan kru dapat pindah ke kolom berikutnya (node 10). Setelah gerakan untuk kolom baru selesai, penempatan di kolom baru dapat mulai (node 11). Akhirnya, setelah truk dikosongkan (node 12 dan 13), truk berangkat dan sebuah truk baru bisa masuk warung pengiriman (node 14) jika ada yang menunggu.
Gambar 4-5: Ilustrasi Model Simulasi Beton-Menempatkan
Penerapan model simulasi terdiri dari pelacakan melalui waktu yang dibutuhkan untuk berbagai operasi. Acara juga disimulasikan seperti waktu kedatangan truk beton. Jika unsur-unsur acak diperkenalkan, banyak simulasi diperlukan untuk memperkirakan produktivitas aktual dan persyaratan sumber daya dari proses. Sebagai contoh, salah satu simulasi proses ini dengan menggunakan empat truk beton menemukan bahwa sebuah truk menunggu 83% dari waktu dengan menunggu rata-rata di lokasi 14 menit. Jenis simulasi dapat digunakan untuk memperkirakan faktor penyesuaian berbagai produktivitas dijelaskan dalam bagian sebelumnya.